Salam
sahabat_________________________________________________
Aku mengajukan syarat,seandainya nanti kita jadi menikah aku tidak mau pernikahan kita di adakan pesta,,aku mau biasa2 saja,,tanpa ada pesta,,aku tau,,nikah itu sakral,,tapi itu permintaanku..dan mereka setuju..akhirnya akupun mantab buat di nikahkan..sebenarnya bukan apa2 ,Cuma bagiku pesta Cuma buang2 duit ,,walaupun itu untuk aku,,
Dan akhirnya hari pernikahanku tiba juga,,aku nikah di KUA
setempat,,sengaja aku tidak ngasih tau saudara2ku,,aku tidak mau ngerepotin
mereka,,baru setelah nikah aku ngasih tau mereka.dan mulai saat itu,aku resmi
jadi seorang suami,yang harus bertanggung jawab penuh akan istriku,,dari
situlahlah awal kehidupanku yang baru,awal dari aku dan istriku membuat cerita
baru tentang aku,istriku,dan anak2ku kelak,,
Dan masalah pernikahan sudah lewat,,berganti dengan babak
baru,di mana aku harus menghidupi istriku,,kembali aku kerja apa saja,asal
istriku bisa makan,beruntung aku punya istri tidak banyak menuntut,sesekali aku
ke Jakarta buat kerja,,1-2 bulan baru pulang,,begitu dan seterusnya,,dan sekitar
1,5 tahun kemudian anakku yang pertama lahir,,laki2,,melengkapi keluarga
kecilku,,akupun semakin bersemangat kerja,,tapi yang namanya kerja Cuma jadi buruh
serabutan,hasilnya Cuma pas2an,,hingga kira2 10 tahun kemudian kembali kami di
karuniai seorang anak perempuan,,lengkap sudah keluargaku,,ada istri,,dan 2
orang anak laki2 dan perempuan,,ya walaupun kehidupan kami pas2an,,tapi kami
cukup bahagia,,karena prinsip kami,,berapapun rizqi yang kami terima,kami tetap
bersyukur,,
Dan beberapa tahun kemudian anaku masuk sekolah SMK,,dan menginjak
pertengahan kelas 2 aku di kasih kabar oleh istriku kalau anakku berhenti
sekolah,,aku sangat terkejut,,ya tuhan,,apa ini balasan dari perbuatanku
dulu,,dulu aku berhenti sekolah,,kenapa sekarang anaku ikut2an,,sudah aku
berusaha segala cara,,tapi gagal,,anaku tetep tidak mau ngelanjutin
sekolah,,aku bener2 kecewa sebenarnya,aku banting tulang biar anak bisa sekolah
tinggi,biar nantinya bisa kerja yang lebih baik,supaya jangan sampai seperti bapaknya
yang tidak punya ijazah,,tapi apa mau di kata,,akhirnya aku hanya pasrah,aku
tidak mau keras juga sama anak,,aku tidak mau anaku pergi seperti pengalamanku
dulu,,sampai pada suatu titik,dia di rumah luntang-lantung,,entah malu sama tetangga
atau karena bosan di rumah tidak ada kawan atau gimana,dia minta mau ikut kerja
aku,,,aku coba nanya dia, apa sudah siap capek,,siap jawabnya,,kemudian dia ikut
kerja aku sampai sekarang,menjalanin profesi sebagai pengrajin tembaga,,
Ini dulu mungkin sedikit cerita hidupku,,nanti saya sambung
lagi,,,
0 komentar:
Post a Comment