Monday, March 27, 2017

Pengaruh suami di sisi isteri saat lahiran

    Pada masa lampau seorang suami tidak di perbolehkan menemani istrinya pada saat-saat kelahiran
dengan alas an untuk menghindari infeksi dalam ruangan bersalin.Ayah di anggap sebagai salah satu penyebab adanya kontaminasi.Karena itu ayah hanya boleh duduk di ruangan tunggu,berjalan-jalan,main kartu,atau tidur menunggu istrinya melahirkan.Ia tidak di perkenankan mendampingi istrinya saat-saat kelahiran.Meskipun si istri menghadapi adegan-adegan yang penuh ketegangan,gelisah,namun pada saat itu sang ayah hanya bersabar dengan perasaan cemas-cemas harap.
    Tetapi pada zaman kini keterlibatan seorang ayah pada masa kelahiran tidaklah berhenti pada ruangan tunggu rumah sakit saja.larangan-larangan pada masa lampau sudah mulai berubah.Ayah tidak lagi di anggap sebagai orang asingdi dalam ruangan  bersalin.Bahkan sejak tahun 1972,ayah sudah di izinkan masuk di ruangan bersalin pada saat istrinya melahirkan.
                 
                   Baca juga Ayah butuh Bayi da Bayi butuh Ayah

   Sebelum Tahun 1974,ikatan para ahli kebidanan dan ahli kandungan dari perguruan tinggi Amerika bersepakat dan mendukung kehadiran ayah pada waktu istrinya melahirkan.Pada tahun 1980,kira-kira 80 persen rumah sakit di Amerika Serikat sudah memberlakukan peraturan,mengizinkan ayah hadir saat istrinya melahirkan.ayah tidak perlu duduk termenung di ruangan tunggu lagi. Mengapa terjadi perubahan?
   Ketakutan awal bahwa kehadiran seorang ayah menyebabkan adanya infeksi ternyata tidak beralasan. Dalam satu penelitian terhadap 45.000 suami yang hadir pada saat kelahiran ternyata tidak menimbulkan kasus infeksi apapun. Orang tua sekarang mulai menuntut bahwa mereka ikut bertanggung  jawab terhadap proses kelahiran dan mereka juga mendesak ahli kebidanan untuk mengubah peraturan-peraturan dan mengizinkan ayah untuk hadir di ruangan bersalin.

   Munculnya sikap ini juga di sebabkan adanya perubahan pandangan tenteng kelahiran itu sendiri.Kelahiran bukanlah satu peristiwa krisis tetapi termasuk salah satu fase biasa dalam kehidupan keluarga.

0 komentar:

Post a Comment