Bagi saya nikah itu yang penting (Ijab kobul).Soal pestanya itu nomor
sekian..kenapa saya bilang begini,
Karna di banyak kasus yang saya temui,para orang tua justru
menginginkan pernikahan putra-putri mereka
di adakan pesta (di ewuhi) istilah gunungkidul,dan alasanya beragam,,ada
yang sengaja pengen ngadain pesta karna ini nikahan anak terakhir mereka,ada
yang bilang selama ini dia Cuma di
undang orang tapi belum pernah mengundang,bahasa kasarnya ( sering njagong rung pernah ngunduh).dan banyak lagi alasanya..Secara tekhnis gak apa-apa juga sih,.Tapi coba di pikir, ngadain pesta Cuma modal nekat,kenapa saya bilang modal nekat,,biaya pesta gak ada,terus di percayakan ke orang yang punya modal dulu,contohnya warung –warung setempat untuk memenuhi kebutuhan pestanya,dengan harapan bisa balik modal terus buat ganti nanti..Ya iya kalau balik modal,coba kalau tekor,alias pendapatan dari orang yang njagong lebih kecil dari pengeluaran buat pesta,dan kasus seperti ini sangat sering terjadi,,bahkan ada lho yang sampai jual tanah buat nutup kerugian,terkadang saya gak habis pikir dengan sudut pandang mereka.Dan tragisnya lagi,sang anak yang waktu nikahnya di rayain dengan pesta,dan gak jarang minta di adain pesta besar,gak mau tau tentang kerugian sang orang tua..makanya waktu saya mau nikah saya wanti-wanti ke calon istri saya dulu,kalau saya gak mau di adain pesta,kalau nekat ada pesta mending gak jadi nikah,dan ini nyata,,bukan apa-apa,saya Cuma takut kejadian seperti di atas terjadi sama saya atau keluarga calon istri saya. Karena sepengetahuan saya,pestanya orang kecil seperti saya beda sama pestanya orang menengah ke atas,.kalau orang kecil ngadain pesta,orang besar nyantai aja ngasih amplop yang isinya kecil,(nggak semua sih)tapi kalau orang gedean yang pesta,orang kecil bakalan nggak enak kalau gasih amplop yang isinya kecil..Kata yang survey lho……
undang orang tapi belum pernah mengundang,bahasa kasarnya ( sering njagong rung pernah ngunduh).dan banyak lagi alasanya..Secara tekhnis gak apa-apa juga sih,.Tapi coba di pikir, ngadain pesta Cuma modal nekat,kenapa saya bilang modal nekat,,biaya pesta gak ada,terus di percayakan ke orang yang punya modal dulu,contohnya warung –warung setempat untuk memenuhi kebutuhan pestanya,dengan harapan bisa balik modal terus buat ganti nanti..Ya iya kalau balik modal,coba kalau tekor,alias pendapatan dari orang yang njagong lebih kecil dari pengeluaran buat pesta,dan kasus seperti ini sangat sering terjadi,,bahkan ada lho yang sampai jual tanah buat nutup kerugian,terkadang saya gak habis pikir dengan sudut pandang mereka.Dan tragisnya lagi,sang anak yang waktu nikahnya di rayain dengan pesta,dan gak jarang minta di adain pesta besar,gak mau tau tentang kerugian sang orang tua..makanya waktu saya mau nikah saya wanti-wanti ke calon istri saya dulu,kalau saya gak mau di adain pesta,kalau nekat ada pesta mending gak jadi nikah,dan ini nyata,,bukan apa-apa,saya Cuma takut kejadian seperti di atas terjadi sama saya atau keluarga calon istri saya. Karena sepengetahuan saya,pestanya orang kecil seperti saya beda sama pestanya orang menengah ke atas,.kalau orang kecil ngadain pesta,orang besar nyantai aja ngasih amplop yang isinya kecil,(nggak semua sih)tapi kalau orang gedean yang pesta,orang kecil bakalan nggak enak kalau gasih amplop yang isinya kecil..Kata yang survey lho……
0 komentar:
Post a Comment