Saturday, May 27, 2017
Friday, May 19, 2017
Thursday, May 4, 2017
Perceraian dan dampaknya pada anak
Kasus perceraian
sering di anggap suatu peristiwa
tersendiri dan menegangkan dalam kehidupankeluarga.Tetapi,peristiwa ini sudah menjadi bagiankehidupan dalam Masyarakat.Kita boleh mengatakan
bahwa kasus ini bagian dari kehidupan Masyarakat,
Tetapi yang menjadi pokok masalah yang perlu di
renungkan,Bagaimanakah akibat dan pengaruhnya
terhadap anak ?
Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa
membawa dampak yang mendalam. Kasus ini menimbulkan stress,tekanan dan
menimbulkan perubahan fisik, dan mental. Keadaan ini di alami oleh anggota
keluarga,Ayah,Ibu dan anak.
Kasus perceraian di
Amerika dan Inggris setiap tahunnya meningkat.Dari biro statistik di peroleh
data bahwa antara Tahun 1965 dan tahun 1976, Angka perceraian ini rata rata
bertambah dua kali lipat dri kurun waktu sebelumnya.di laporkan juga pada saat
sekarang hamper seperdua pasangan keluarga baru akan berakhir dengan
perceraian.
Menurut hasil beberap
penelitian, hamper 60% kasus perceraian di Amerika Serikat dan 75% di Inggris
melibatkan anak anak.Meskipun sudah ada ketentuan dan undang undang tentang
pihak siapa yang bertanggung jawab atas diri ak dalam kasus perceraian
itu,namun kenyataanya sering pihak ibu yang mencapai 90% mengabil alih tanggung
jawab ini.
Pada Tahun 1979,di
Amerika Serikat hanya 10% dan Inggris 7% anak anak di asuh oleh ayahnya. Angka
inipun sudah menunjukkan peningkatan tiga kali lipat sejak tahun 1960.Dan
biasanya ayah sering lebih suka menanggung anak usia sekolah daripada anak usia
kecil.
Perceraian dalam
keluarga itu biasanya berawal dari suatu konflik dalam anggota keluarga. Bila
konflik ini sampai titik kitis maka peristiwa perceraian ini berada di ambang
pintu. Peristiwa itu selalu mendatangkan ketidak tenangan berpikir dan
ketegangan itu memakan waktu lama.Pada saat kemelut ini,Biasanya masing masing
pihak mencari jalan keluar mengatasi berbagai rintangan dan berusaha
menyesuaikan diri dengan hidup baru. Masing masing pihak menerima kenyataan
baru seperti pindah rumah,tetangga baru,anggaran rumah baru.acara
kunjunganpun berubah. Situasi rumah
menjadi lain karena diatur oleh satu orangtua saja.
Banyak factor yang
menyebabkan terjadinya kasus pertikaian dalam keluarga yang berakhir dengan
perceraian.Faktor-faktor ini antara lain,Persoalan ekonomi,perbedaan usia yang
besar,keinginan memperoleh anak putra (putri),dan persoalan prinsip hidup yang
berbeda. Faktor lainya berupa berupa perbedaan penekanan dan cara mendidik
anak,juga pengaruh dukungan sosial dari pihak luar,tetangga,sanak
saudara,sahabat,dan situasi masyarakat yang terkondisi, dan lain-lain. Semua factor
ini menimbulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah tangga.
Menjelang
gentingnya konflik ini biasanya sang ayah kurang memikirkan resiko yang bakal
terjadi dalam mengatur anak. Sementara
Ibu paling memikirkan resiko akibat perceraian. Dan bagaimanapun kasus
perceraian tersebut jelas-jelas membawa resiko yang berantai. Dan yang paling
di persoalkan adalah dampaknya dalam diri ANAK.